Kamis, 02 Agustus 2018

Sepak Bola Indonesia - TIMNAS Indonesia Mengapresiasi Sayap-sayap Timnas U-16 yang Buat Vietnam Kelimpungan

Sepak Bola Indonesia - TIMNAS Indonesia Mengapresiasi Sayap-sayap Timnas U-16 yang Buat Vietnam Kelimpungan - Semua atensi terarah pada Timnas Indonesia U-16. Kemenangan 4-2 atas Vietnam dalam laga ketiga Grup A Piala AFF U-16 2018 membuktikan bahwa eksistensi Timnas U-16 sebagai tim favorit tak bisa terbantahkan.

Dalam laga yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Kamis (3/8/2018), target serangan 'Garuda Asia' cuma menyoal pemain-pemain sayap --bek sayap dan gelandang sayap. Tengok saja bagaimana proses empat gol yang dikemas pasukan Fakhri Husaini ini yang memperlihatkan kontribusi pemain sayap amat besar.

Gol pertama pada menit ke-29 berawal dari penetrasi M. Supriadi di sisi kanan pertahanan lawan. Hebatnya, pemain bernomor punggung 11 itu dapat melewati empat bek lawan sebelum mengakhiri serangan dengan melepaskan tembakan keras ke tiang dekat.

Begitu pula gol ketiga dan keempat Timnas U-16 yang selalu berpangkal dari manuver pemain-pemain sayap. Gol ketiga Timnas U-16 di menit ke-60 buah kejelian bek kanan, Bagas Kaffa, memanfaatkan celah-celah di pertahanan lawan sebelum akhirnya menyodorkan umpan tarik kepada sang adik, Bagus Kahfi.

Sedangkan, gol keempat Timnas U-16 di menit ke-80 (+2) bermula dari kerja sama antara Supriadi dan Bagus di sisi kiri. Kombinasi kedua pemain itu sukses menarik dan merusak bentuk pertahanan lawan, sehingga Andre Oktaviansyah dapat merangsek ke dalam kotak penalti dan mencatatkan namanya di papan skor. Otomatis hanya di gol kedua menit ke-44, pemain sayap tak ikut berkontribusi.

Apa yang ditunjukkan pemain-pemain sayap Timnas U-16 wujud dari arahan Fakhri yang mengutus bek dan gelandang sayap sebagai sumber serangan. Berkat hal tersebut, Timnas U-16 mampu mengukuhkan diri sebagai pemuncak klasemen sementara Grup A dan kans melaju ke babak semifinal semakin besar.

Aksi-aksi Individu

Jika ditilik lebih detail, koneksi Timnas U-16 tak bisa dikatakan bagus terutama di babak pertama. Alir distribusi dari lini ke belakang tak pernah melalui area tengah lapangan. Dengan kata lain, melepaskan umpan panjang dominan dilakukan bek-bek Timnas U-16.

Ada dua hal yang membikin aliran distribusi di area tengah lapangan tersendat. Pertama, pemain tengah tak berupaya untuk menghidupkan koneksi dengan mendekati area pertahan sendiri dan membangun kombinasi operan. Di sini, peran trio Andre, David Maulana, dan Brylian Aldama, sebagai distributor bola tak terlihat.

Hal selanjutnya yang merusak aliran bola Timnas U-16 adalah pressing tinggi Vietnam. Skuat asuhan Vu Hong Viet itu tak membiarkan pemain belakang Timnas U-16 nyaman menguasai bola. Efek dari pressing itu dapat dilihat dari statistik yang disitat Labbola, yakni akurasi umpan yang cuma 69%.
Lalu, apa yang dilakukan Timnas U-16 untuk mengatasi persoalan tersebut? Jawabannya terletak pada aksi-aksi individu dari pemain sayap. Benang merah dari hal tersebut adalah agresivitas dan penetrasi para winger.

Pemain yang menguasai bola di tepi lapangan enggan membagi bola dengan pemain yang berada di dekatnya. Bermodalkan kelicinan dan kecepatan, pemain-pemain sayap selalu menggiring bola sampai teritorial permainan lawan. Dua bek sayap Timnas U-16, Yudha dan Bagas, kerap melakukannya.

Dalam beberapa situasi, Yudha dan Bagas membutuhkan satu gelandang sebagai tembok. Setelah itu, mereka bakal terus menggiring bola. Kombinasi baru tercipta ketika mereka sudah berada didekat gelandang sayap. Skenario seperti itu berhasil membikin barisan bertahan Vietnam renggang dan kelimpungan.

Ada satu perbedaan yang mencolok antara bek kiri dan kanan Timnas U-16. Bagas yang menjaga di sisi kanan lebih bergerak acak hingga ke tengah. Sementara, Yudha yang berada di seberangnya lebih gemar menyisir sayap dan mengirim umpang silang ke dalam kotak penalti.

Harus diakui, apa yang dilakukan Yudha dan Bagas membikin pertahanan Timnas U-16 rapuh. Sebab, ada lubang besar di kedua sisinya. Akan tetapi, jika mereka tak melakukan aksi-aksi individu yang ciamik, Timnas U-16 pasti sulit membidik gawang lawan apalagi mencetak gol.

Maturitas Pemain

Di usianya yang masih sangat muda, pemain Timnas U-16 memerlukan pengalaman dan menit bermain yang lebih lama. Sebab, dua hal itu berdampak pada kematangan dalam bermain. Kematangan sendiri erat kaitannya dengan pengambilan keputusan.

Dalam laga ini, pemain belakang Timnas U-16 kerap salah dalam mengambil keputusan atau kadang terlambat. Lihat saja bagaimana aksi Yudha saat mengantisipasi serangan lawan pada menit keenam. 
Saat pemain Vietnam membangun serangan di sisi kanan pertahanan Timnas U-16, Yudha ingin sesegera mungkin meredam dan mengejar pemain Vietnam yang sedang menguasai bola. Keputusan itu menciptakan lubang besar di sisi pertahanan.

Lubang itulah yang dimanfaatkan pemain Vietnam untuk masuk ke dalam kotak 16 dan melepaskan operan silang atas. Bola yang melayang di depan gawang dapat diantisipasi oleh Komang Teguh. Sayangnya, pemain bernomor punggung 15 ini, sama seperti Yudha, mengambil satu keputusan yang salah, sehingga Vietnam dapat mencetak gol pertama.

***

Pada akhirnya, tak salah menaruh asa kepada pemain-pemain Timnas U-16 untuk mengukir prestasi. Tak berlebihan pula, meski terkesan prematur, karena Timnas U-16 mampu menyingkirkan dua lawan terberat di Grup A: Myanmar dan Vietnam.

Kini, tinggal bagaimana Fakhri pintar-pintar melakukan rotasi pada dua laga selanjutnya. Karena, dijejali jadwal padat, rotasi bisa menjadi salah satu solusinya. Apalagi, menghadapi Timor Leste dan Kamboja, Timnas U-16 di atas kertas lebih diunggulkan.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda